Minggu, 06 Januari 2019

Beberes Kamar





                Hari ini hari minggu. Hari libur yang biasanya aku habiskan untuk menonton, membaca atau hanya sekedar mendengarkan musik. Setelah enam hari bergelut dengan rutinitas yang sekarang sering terasa membosankan, hari minggu menjadi waktu yang tepat untuk berisirahat.

            Tiba-tiba aku berubah pikiran. Kulihat kamarku yang cukup berantakan. Aku memang sudah lama tak membereskan kamar.  Baiklah, sepertinya hari ini aku tak bersantai dulu. 


Debu yang mulai menumpuk membuatku beberapa kali bersin. Pantas saja rasanya agak pengap, kamarku benar-benar kotor. Aku memulai dari rak buku yang berantakan. Buku-buku yang masih sering kubaca memang kubiarkan berada di kamar, selebihnya ku simpan di kardus dan kutinggalkan di Gudang. 

Menyusun buku dengan tepat menata sesuai tebal/tinggi buku agar terlihat lebih tapi terstruktur baik.  Membereskan kamar berarti mulai menemukan banyak barang yang mungkin pernah dicari atau bahkan tak diperlukan lagi. Membuang barang-barang yang tak terpakai. Benar-benar membersihkan yang perlu dibersihkan.

Setelah hamper 2 jam berkeringat beberes kamar, walaupun belum selesai kuputuskan untuk istirahat sebentar, meneguk segelas air putih sambil mendengarkan musik. Oh iya pagi tadi aku belum sempat ngopi, sambil merehatkan punggungku ini waktunya untuk menikmati secangkir kopi panas.
Aku melihat kamarku seksama, tiba-tiba terpikirkan suatu hal.

Kamar ini seperti otak. Yang pengap, penuh, bahkan dengan ‘sesuatu’ yang tidak penting. Berantakan, hingga rasanya memilih untuk membiarkan, tidak peduli dengan ‘keberantakan’ yang makin berantakan. Kurang lebih seperti itu juga strutut hati/otak, bukan bermaksdu lebay hanya saja memang itu kenyatannya. Otak dan hati/jiwa kadang terlalu banyak terdiami orang hal tidak penting. Yang akhirnya hanya membuatku semakin sesak.

Membereskan pikiran itu penting. Mengamati mana yang harus di buang dan mana yang harus dipertahankan. Membuang hal-hal yang merusak sekaligus menata yang mulai riuh tak beraturan. Setidaknya hal itu akan membuat bisa sedikit bernafas lega. Bukankah kamar dan otak (jiwa) hampir mirip. Keduanya adalah hunian yang paling penting dalam hidup. Keadaan yang kotor, penuh, berantakan akan membuat sesak nafas secara fisik maupun batin. Ruangan yang memang kadang perlu kita amati, ditata sebaik mungkin dan mengenyahkan yang harusnya pergi. Menimbun barang tak dipakai seperti mendendam kenangan lama yang harusnya segera di buang terutama kenangan pilu.  Menata ruangan dengan baik, sepeti menata pikiran agar tahu mana yang benar mana yang salah, merencakan apa yang harus dilakukan dan melakukan apa yang harus dilakukan.

Jiwa bukan hanya sekedar ruang kosong, ia hidup dengan nyata. 

Ah sudah cukup aku berisitrahat, sebaiknya segera kulanjutkan beberes kamar lagi. Oh iya dan setelah ini sebaiknya aku harus membereskan pikiranku (yang mulai berantakan) ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar