Introvert tidak selalu identik dengan
pendiam, antisosial atau yang semacamnya ya. Saya contohnya heheh, dulu waktu remaja saya termasuk
anak yang ceria ramah dan suka berteman dengan siapapun. Saya emang sengaja memaksa diri untuk bisa ramah dengan orang lain sih hmm dlu saya paling benci klo semacam bully an- jdi berusaha buat bener2 bisa temenan dgan siapapun.
Hanya saja ada ruang/batas yang ada. Misalnya saya sangat terbukan bertemann dengan siapapun, tapi bisa dihitung jari orang yang benar-benar menjadi teman dekat yang bisa masuk di ‘ruang’ saya. Saya suka bicara dan mendengarkan, tapi tidak tentang pribadi, seolah ruang pribadi saya tutup rapat. Dulu saya juga memilih dirumah aja dibanding ikut temen maen sana-sini. Saya lebih menikmati hari libur saya dirumah dengan nonton tv, makan bebas atau cuman tidur doang.
Hanya saja ada ruang/batas yang ada. Misalnya saya sangat terbukan bertemann dengan siapapun, tapi bisa dihitung jari orang yang benar-benar menjadi teman dekat yang bisa masuk di ‘ruang’ saya. Saya suka bicara dan mendengarkan, tapi tidak tentang pribadi, seolah ruang pribadi saya tutup rapat. Dulu saya juga memilih dirumah aja dibanding ikut temen maen sana-sini. Saya lebih menikmati hari libur saya dirumah dengan nonton tv, makan bebas atau cuman tidur doang.
Saat berumur 20an/kuliah saya mulai
mengenal diri saya lebih jauh. Awalnya saya merasa aneh dengan diri saya sendiri. Misalnya seperti ini, seperti yang saya bilang saya berusaha untuk bisa ramah
dan berteman dengan siapapun , bisa ketawa sana sini bisa maen kemana aja. Tapi
setelah itu saya butuh waktu yang cukup lama untuk ‘mengurung diri/me time/gak bisa diganggu’. Jadi
ada waktu saya ‘ngilang’ untuk menumpuk energi saya yang habis karena
bersosialisasi dengan banyak orang (tapi waktnya lama). Ibaratnya ketika saya bersosialisasi dengan orang lain 3 hari saya butuh waktu 4 hari untuk re-charger energi alias me tim (agak ekstrim ya wkwk)
Saya termasuk orang yang terkesan mudah
berbicara/terbuka tapi disisi lain saya sangat penakut bahkan panik berlebihan
jika berada di ruang baru/asing. Hanya saja, patut saya akui saya termasuk
orang yang pandai menyembunyikan rasa. Bahkan karena hal itu banyak orang yang
tidak percaya saya introvert, hanya beberapa orang yang benar-benar dekat saja
yang menyadarinya.
Terus terang, semakin kesini ke Introvert
an saya makin berasa. Saya cenderung lebih suka berada dilingkup sediki orang dibanding
banyak bahkan saya lebih suka sendiri kebeberapa tempat. Saya butuh me time
lebih lama dibanding dulu. Saya lebih merasa lelah jika bersosial terlalu lama.
Ya, mungkin karena saya yang mulai tak muda lagi hahah.
Menjadi introvert memang banyak
tantangan terutama resah /cemas/ takut/ overthingking terhadap sesuatu yang
mungkin menurut orang sederhana. Tapi disisi lain saya bersyukur, karena punya
banyak waktu untuk diri sendiri.
Kalau kamu merasa berbeda dari
kebanyakan orang ya nggak apa-apa. Toh tiap orang punya uniknya masing-masing. Dan
jangan pernah menilai orang lebih buruk hanya karena berbeda dari diri kita.
Menjadi introvert juga bukan
penghalang saya untuk berkarya, eksplore kemampuan diri. Justru membuat saya
semakin bersemangat untuk terus berpikir kritis, dan optimis terhadap apa yang
saya lakukan.
Begitu pula dengan kamu bukan? :)